KERAJAAN MAJAPAHIT



1.     
Berdirinya Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1292 M, Kerajaan Singosari diserang oleh Raja Jayakatwang dari kerajaan Kediri. Akibat dari penyerangan itu, Raja Singosari yang bernama Kertanegara gugur. Raja Wijaya, seorang keturunan penguasa Kerajaan Singosari, bersama istrinya berhasil meloloskan diri. Ia menyeberang ke Madura dan meminta bantuan kepada Wiraraja. Atas bantuan Wiraraja, Raden Wijaya dianjurkan kembali ke Kediri untuk pura-pura mengabdikan diri kepada Jayakatwang.
Atas jaminan Wiraraja, Jayakatwang menerima pengabdian Raden Wijaya dan memberikannya hadiah tanah di hutan Tarik. Dengan bantuan pengikutnya, Raden Wijaya mulai membangun daerah tersebut. Ketika sedang bekerja, salah seorang di antara mereka menemukan buah maja, kemudian memakannya. Ternyata buah maja itu rasanya pahit. Sejak saat itu, daerah itu disebut maja pahit.
Sementara itu, 20.000 tentara Cina yang dikirim oleh Raja Kubalai khan mendarat di Tuban. Tujuan kedatangan tentara Cina ini ialah untuk menghukum Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosari yang telah menghina utusan Kubalai Khan. Pada saat tentara Cina datang, Raja Kertanegara telah lama meninggal. Raja yang berkuasa ketika itu ialah Jayakatwang.
Kedatangan tentara Cina merupakan kesempatan baik bagi Raden Wijaya untuk membalas dendam terhadap Jayakatwang. Raden Wijaya bergabung dengan tentara Cina. Pertempuran sengitpun terjadi. Tentara Kediri dapat dikalahkan dan Jayakatwang gugur dalam pertempuran itu.
Setelah mengalahkan pasukan Jayakatwang, Raden Wijaya mengatur siasat untuk mengusir tentara Cina. Raden wijaya mengadakan pesta perayaan kemenangan secara besar-besaran. Ketika tentara Cina sedang terlena dan mabuk-mabukan. Raden Wijaya memerintahkan pasukannya untuk menyerang mereka. Serangan yang mendadak dari Raden Wijaya membuat tentara Cina tidak berdaya. Banyak di antara mereka yang tewas. Hanya sebagian yang dapat menyelamatkan diri dan kembali ke negeri asalnya. Setelah keadaan aman, pada tahun 1293 M, Raden Wijaya naik tahta menjadi raja Majapahit pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardana.


2.      Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Majapahit
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Majapahit, di antara lain :
a.     Raden Wijaya (1293-1309)
Raden Wijaya menjadi Raja Majapahit pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardana. Kertarajasa Jayawardana memerintah dengan tegas dan bijaksana. Keadaan Negara pada masa pemerintahannya menjadi tenang dan aman.
Raden Wijaya dapat memajukan kehidupan rakyat. Pusat kerajaan semakin hari semakin ramai. Pelabuhan lautnya, seperti Tuban, Gresik, dan Surabaya ramai dikunjungi pedagang dari berbagai daerah dan mancanegara.
Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh :
1)      Ranggalawe,
2)      Lembu Sora,
3)      Juru Demung, dan
4)      Gajah Biru
Kertarajasa wafat pada tahun 1309 M dengan meninggalkan tiga orang anak. Dua orang anak perempuan dari dari Gayatri, yaitu Bhre Kahuripan, dan Bhre Daha, dan satu anak laki-laki dari Parameswari, yaitu Jayanegara.
b.      Jayanegara (1309-1328)
Setelah Raden Wijaya meninggal, ia digantikan oleh puteranya yang bernama Jayanegara. Pada masa pemerintahan Jayanegara inilah, negeri Majapahit mengalami kekacauan. Misalnya pemberontakan Ranggalawe (1309 M), pemberontakan Sora (1311 M), pemberontakan Nambi (1316 M), dan pemeberontakan Kuti (1319 M).
Karena sering terjadi pemberontakan tersebut, maka keadaan Negara menjadi tidak aman. Rakyat hidup dalam ketakutan dan keraguan.
Di antara pemberontakan itu, yang paling berbahaya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Kuti tahun 1319 M. pada awalnya Kuti adalah seorang Dharmaputera, yaitu pejabat kerajaan yang bertugas mempertahankan kelangsungan mahkota Kerajaan Majapahit. Karena keadaan Kerajaan sangat gawat, Raja Jayanegara terpaksa menyingkir ke desa Badander. Raja dikawal pasukan Bhayangkari yang dipimpin oleh seorang perwira bernama Gajah Mada.
Di bawah pimpinan Gajah Mada, pasukan Majapahit berhasil menumpas pemberontakan Kuti. Setelah keadaan aman, raja Jayanegara kembali ke istana untuk melanjutkan pemerintahan. Atas keahliannya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih Kahuripan dan kemudian diangkat menjadi Patih Kediri.
c.       Tribuanatunggadewi (1328-1350)
Pada tahun 1328 M, raja Jayanegara wafat tanpa meninggalkan seorang putera. Beliau digantikan oleh Bhre Kahuripan, anak Raden Wijaya dari Gayatri yang telah menjadi Bhiksuni. Setelah menjadi raja, Bhre Kahuripan bergelar Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwarfhani.
Pada tahun 1331 M, timbullah pemberontakan Sedang, Perdana Menteri Majapahit pada saat itu, bernama Aryah Tadah sedang sakit. Sebagai gantinya, diangkatlah Gajah Mada. Ia ditugaskan memimpin pasukan Majapahit menumpas pembeerontakan Sedang dan berhasil.
Sebagai penghargaan atas jasa dan keahliannya itu Gajah Mada diangkat menjadi Perdana Menteri Majapahit menggantikan Arya Tadah. Pada saat pelatikannya sebagai perdana menteri, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang terkenal dengan “Sumpah Palapa”. Isi sumpah tersebut ialah cita-cita Gajah Mada untuk mempersatukan nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
Untuk mewujudkan cita-citanya, Gajah Mada membangun angkatan laut yang kuat. Armada angkatan laut Majapahit dipimpin oleh Mpu Nala. Dengan kekuatan armada angkatan lautnya, Majapahit mulai memperluas wilayah kekuasaannya. Tahun 1340 M, Dompo dapat ditaklukkan. Kemudian, menyusul Bali pada tahun 1343 M. Raja Bali Badahulu tewas dalam pertempuran itu.
d.      Hayam Wuruk (1350-1389)
Pada tahun 1350 M, tribhuwanatunggadewi turun tahta dan digantikan anaknya yang bernama Hayam Wuruk. Ketika itu Hayam Wuruk baru berusia 16 tahun dan menjadi raja dalam usia yang sangat muda.
Setelah naik tahta menjadi raja, Hayam Wuruk bergelar Rajasanegara. Hayam Wuruk adalah Majapahit terbesar. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya.
Dengan bantuan Gajah Mada sebagai perdana menteri, Majapahit terus memperluas wilayah kekuasaannya mencapai Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu. Hubungan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan tetangga seperti Thailan atau Muangthai, Myanmar, Kamboja, India, dan Cina berjalan dengan baik.
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dengan Patih Gajah Mada, Majapahit mencapai masa keemasan. Cita-cita untuk menyatukan nusantara dapat diwujudkan. Dengan berhasilnya disatukan seluruh nusantara di bawah suatu kekuasaan Majapahit, maka Majapahit disebut Negara Nasional Ke Dua Indonesia.
Keberhasilan Majapahit menyatukan seluruh nusantara karena hal-hal sebagai berikut :
1.      Kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada yang arif bijaksana, tegas, dan adil sehingga rakyat patuh dan rela membela kerajaan.
2.      Wilayah kekuasaan yang meliputi seluruh nusantara. Tanah pertaniannya luas dan subur, serta lautnya kaya akan hasil laut.
3.      Dengan keadaan alam itu, perdagangan dan pertanian sangat maju. Karena itu, Majapahit disebut kerajaan agrasis dan maritim.
4.      Angkatan lautnya sangat kuat di bawah pimpinan Laksamana Nala. Angkatan laut itu selain berfungsi sebagai angkatan perang, juga untuk menjaga keamanan laut.
5.      Sistem pemerintahannya sangat teratur. Hal tersebut dapat diketahui dengan pembentukan lembaga-lembaga yang sesuai dengan bidang masing-masing.
6.      Di bidang politik luar negeri telah berkembang hubungan dengan negara-negara lain, seperti Cina, India, Arab, dan Persia.
7.      Berkembangnya toleransi dalam kehidupan beragama. Agama Hindu dan Budha dapat berkembang secara bersama-sama. Setiap agama ada lembaga yang mengurusi.
8.      Majapait merupakan pusat ilmu pengetahuan dan sastra. Hasil sastra yang terkenal antara lain :
a.       Kitab Negarakertagama ditulis oleh Empu Prapanca
b.      Kitab Sutasoma ditulis oleh Empu Tantular. Dari kitab Sutasoma inilah semboyan Bhinneka Tunggal Ika diambil.
c.       Kitab Hukum Kutaramanawa ditulis oleh Gajah Mada.

Gajah Mada meninggal dunia pada tahun 1364 M. Setelah meninggal Gajah Mada, Kerajaan Majapahit mengalami kesulitan untuk mencari penggantinya. Sejak saat itu, Majapahit sedikit demi sedikit mengalami kemunduran. Kerajaan Majapahit semakin tidak menentu setelah wafatnya Raja Hayam Wuruk pada tahun 1389 M.
Pada tahun 1401-1406, Majapahit dilanda perang saudara memperebutkan tahta kerajaan. Perang saudara ini dikenal dengan nama Perang Paregreg. Perang ini terjadi antara Wikramawardana dan Bre Wirabumi. Perang Paregreg benar-benar membawa kemunduran bagi Majapahit. Kebetulan pada masa itu, Islam sudah berkembang di pulau Jawa.
Pada tahun 1978 Girindrawardana, penguasa Kediri berhasil merebut tahta Majapahit. Akhirnya, kekuasaan Majapahit benar-benar runtuh setelah munculnya Kerajaan Islam Demak.


DAFTAR PUSTAKA

Reny Yuliati, Ade Munajat, Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V. Pusat Pembukuan Departemen Nasional, Ganeca Exact, 2008

Saidihardjo, Cakrawala Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V. Tiga Serangkai, 2004

Nugroho Notosusanto dan Yusmar Basri, Buku Paket Sejarah Nasional Indonesia Untuk SMP. DepDikBud, 1991

Buku-Buku Cerita Rakyat, Pioner Jaya, Bandung














Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download Anates V4.09

MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM